Kentucky – Badai musim dingin yang sangat parah melanda bagian tengah dan timur Amerika Serikat (AS), mengakibatkan sedikitnya 14 orang kehilangan nyawa. Badai ini terjadi setelah wilayah tersebut mengalami banjir, angin kencang, dan suhu yang ekstrem dingin. Layanan Cuaca Nasional (NWS) pada Senin (17/2) waktu setempat memberikan peringatan mengenai sistem badai musim dingin yang membawa udara Arktik, yang diperkirakan akan menyebabkan “rekor dingin”, dengan angin dingin yang dapat mencapai minus 51 derajat Celsius di Montana dan North Dakota.
“Saya menerima kabar yang lebih menyedihkan. Jumlah korban tewas di Kentucky kini telah meningkat menjadi 12 orang,” ungkap Gubernur Kentucky, Andy Beshear, seperti dilaporkan AFP pada Selasa (18/2/2025). Angka ini menambah jumlah korban jiwa yang dilaporkan delapan hari sebelumnya. Gubernur West Virginia, Patrick Morrisey, dalam laporan terpisah menyatakan bahwa negara bagiannya mencatat setidaknya satu kematian akibat cuaca ekstrem tersebut. “Kami telah mengonfirmasi satu korban jiwa saat ini,” kata Morrisey dalam konferensi pers, sambil memperingatkan bahwa kemungkinan banjir lebih lanjut masih ada. “Masih ada beberapa orang yang dilaporkan hilang,” tambahnya.
Satu korban tewas lainnya dilaporkan di Atlanta, Georgia. Menurut pejabat pemadam kebakaran setempat, Scott Powell, korban tersebut meninggal ketika sebuah pohon besar tumbang dan menimpa rumahnya pada Minggu (16/2) waktu setempat. Sebagian besar korban di Kentucky, menurut Beshear, tewas tenggelam setelah terjebak di dalam kendaraan mereka akibat banjir yang datang dengan cepat. Di antara korban tersebut terdapat seorang ibu dan anaknya.
Gubernur setempat mengimbau masyarakat untuk menghindari jalan raya di seluruh negara bagian, di mana otoritas lokal dan federal telah menyatakan keadaan darurat. Beshear menyebutkan bahwa lebih dari 1.000 orang telah diselamatkan oleh tim penyelamat dalam waktu 24 jam terakhir.