Amerika Serikat dikenal sebagai negara yang aktif menyalurkan bantuan ke berbagai penjuru dunia. Namun, di balik nominal besar yang digelontorkan, selalu ada pertanyaan apakah itu murni bersifat pembangunan atau memiliki motif politik tersembunyi. Nepal kini menjadi contoh menarik, setelah terungkap bahwa total bantuan yang disalurkan sejak 2020 mencapai lebih dari 900 juta dolar AS.
USAID: Pilar Bantuan Politik dan Sipil
USAID menjadi pemain utama dalam aliran dana ke Nepal. Pada 2022, lembaga ini menandatangani kesepakatan senilai 402,7 juta dolar AS dengan Kementerian Keuangan Nepal. Dari jumlah itu, lebih dari 150 juta dolar AS sudah dicairkan hingga awal 2025. Dana tersebut dialokasikan untuk berbagai proyek, mulai dari demokrasi, media, hingga kesehatan remaja.
Misalnya, program Democratic Processes mendapat 8 juta dolar AS, sementara Civil Society and Media menyerap 37 juta dolar AS. Ada pula program Adolescent Reproductive Health yang menerima alokasi besar, yakni 35 juta dolar AS.
MCC: Proyek Infrastruktur dengan Kontroversi
Selain USAID, ada juga dana besar dari Millennium Challenge Corporation (MCC). Komitmen sebesar 500 juta dolar AS ditandatangani sejak 2017, tetapi ratifikasi baru terjadi pada 2022 setelah perdebatan sengit di parlemen. Hingga 2025, baru sekitar 43 juta dolar yang benar-benar dicairkan.
Walau MCC secara resmi ditujukan untuk mendukung infrastruktur dan pembangunan energi, banyak pihak di Nepal yang curiga dana ini membawa agenda politik Washington.
Total Dana: Investasi Raksasa di Negara Kecil
Jika kedua paket digabungkan, total komitmen dana AS di Nepal melampaui 900 juta dolar AS. Jumlah itu sangat mencolok mengingat Nepal bukanlah negara dengan posisi ekonomi strategis di dunia. Oleh karena itu, wajar jika banyak analis menilai Washington memiliki agenda politik lebih besar di balik bantuan tersebut.